Nana
adalah seorang gadis dengan lesung pipit di pipi kanannya yang tak pernah lelah
tersenyum kepada setiap orang,. Ia tinggal disebuah desa di bawah kaki gunung
Woo yang dialiri sebuah sungai dan dipenuhi oleh pepohonan apel disepanjang alirannya.
Nana tak pernah bisa diam, semua penjuru kotanya telah ia jelahahi. Tingkahnya yang periang dan
selalu menebar senyum membuat ia disayang oleh oleh orang-orang disekitarnya.
Hingga
pada suatu hari seorang pemuda dari kota pindah ke desa Nana. Pemuda itu
bernama Young dan dia pemuda yang pendiam. Semenjak pindah kedesa itu Young
menjelajahi desa dan menemukan tempat favoritnya yaitu sungai, dimana suara
gemericik air bisa terdengar, nyanyian burung yang berlarian di ranting pohon
apel dan hembusan angin yang membuatnya merasa menemukan apa yang selama ini
hilang dalam dirinya. Suatu pagi yang cerah ,tanpa diduga Young bertemu Nana
yang sedang membantu seorang kakek memetik apel ditepi sungai. Angin berhembus
menerpa wajah dan rambut Nana yang hitam berkilau. Tatapan pemuda itu tak
kunjung padam tertuju kepada Nana. Nanapun menyadari dan menyapa pemuda itu.
“Kamu
yang disana, apa kamu mau membantu?”
Tanpa
sepatah kata pemuda itu pergi. Beberapa hari berikutnya Nana melihat Young yang
tengah duduk menatap kosong kedalam jernihnya air sungai. Sejenak Nana tertegun
melihat tatapan yang sekilas pernah dia kenali.
“Nana,,,
kamu Nana kan” sapa pemuda itu.
“Iya
aku Nana, kamu pemuda dari kota itu kan” timpal Nana.
Young
membalas pertanyaan Nana dengan senyuman dan pergi meninggalkannya. Namun Nana
melihat tatapan sayu yang ada dimatanya, tatapan yang penuh pertanyaan,
kemarahan dan kesedihan. Usai pertemuan itu Nana selalu dibayangi dengan
bayangan yang ada didalam mata Young.
Dengan
hati penuh tanya, Nana menjalani kehidupannya seperti biasa. Setiap melewati
rumah pemuda itu, Nana dalam diam melepas tatapan mencari dimana pemuda itu.
Hari demi hari berlalu namun Nana tak pernah melihat Young lagi. Hingga suatu
hari kakek pemetik buah apel menghampiri Nana.
“Nana
pemuda kota itu menitipkan liontin ini kepadaku, dan dia memintaku
menyerahkannya kepadamu” demikian kata si kakek.
Nana
menerima liotin itu, ketika hendak bertanya mengapa dia memberikan liontin itu
kepada Nana…tersentak perasaan Nana terbaur seperti gunung meledak.
“Liontin
ini, liontin ini….” Nana tak dapat melanjutkan kata-katanya. Ia berlari kerumah
pemuda itu dan berniat untuk menanyakan dari mana dia mendapatkan liontin itu,
siapa dia, apakah dia mengenalku,,,begitu banyak pertanyaan dibenak Nana. Namun
apa yang ia dapati adalah rumah yang kosong. Mereka kembali kekota.
Nana
kembali dengan wajah tertunduk. Liontin itu adalah liontin yang sama persis
dengan liotin yang selama ini Nana simpan setelah Nana kehilangan memori
dan membuatnya tinggal didesa itu.
Di
lain pihak Young kembali ke kota dengan hati yang semakin terluka, Nana kekasih
yang selama ini meninggalkannya tak mengenalinya.
-A.D-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar